INFO: IzRu Web dan Catatan IzRuYan dengan bangga mempersembahkan sebuah e-book / buku digital pertama dari IzRu Web, yang mengisahkan perjalanan seorang remaja yang terpaksa hidup tanpa smartphone selama ± 17 bulan setelah HP lamanya rusak. Dalam perjalanan penuh tantangan ini, dia belajar banyak tentang ketahanan dan harapan. Diangkat dari kisah nyata. Dapatkan e-book "17 Bulan Sedih Tanpa HP" sekarang hanya di Trakteer IzRu Web dan ikuti kisahnya! Traktir dan Download Sekarang.

Cici Jatuh Sakit, Mulai dari Perut Kembung Hingga Tulangnya Membengkok

Gambar Cici Sakit
Cici yang Terbaring Lemas Karena Tulangnya Membengkok
Selamat datang kembali di web blog IzRu Family & Friends.

Kali ini, IzRuMin ingin menceritakan tentang Cici, anak dari Cingbuska, yang beberapa hari yang lalu mengalami sakit, mulai dari perutnya yang kembung hingga tulangnya bengkok dan tidak bisa berjalan. Sayangnya, meskipun sudah berjuang untuk sembuh, Cici akhirnya menyusul kakak-kakaknya yang sudah pergi lebih dulu. Bagaimana ceritanya?

Sebelum itu, IzRuMin ingin mengajak semua Izruwebers untuk memberikan dukungan berupa donasi agar IzRuMin bisa tetap aktif dan menyajikan cerita-cerita terbaru yang lebih menarik. Dukungan dari kalian sangat berarti untuk pengembangan web blog ini dan web member IzRu Web lainnya.
Perut Cici Kembung dan Membesar

Cici memiliki sifat yang mirip dengan induknya, Cingbuska, ketika pertama kali datang ke rumah IzRu, yakni suka makan banyak dan tidak memilih-milih makanan. Hampir semua jenis makanan, Cici mau memakannya. Bahkan, makanan yang sebenarnya tidak cocok untuk kucing, seperti mi, nasi putih, gorengan, dan lain-lain, juga dia makan.

Pada awalnya, Cici berhenti makan setelah kenyang, namun setelah berusia 2 bulan, nafsu makannya semakin tinggi, dan Cici terlihat lebih sering makan. Akibatnya, perutnya menjadi lebih besar daripada tubuhnya. Terlebih lagi, ketika IzRu dan Ar Rayyan membagikan makanan, seperti makanan kucing instan, Ar Rayyan cenderung memberikan lebih banyak makanan kepada Cici daripada Kaka.

Seiring berjalannya waktu, perut Cici semakin membesar, dan Cici pun kesulitan buang air besar. Orang tua IzRu sangat khawatir dengan kondisi Cici. Jika makanan terus diberikan dalam jumlah yang banyak, perut Cici bisa-bisa 'meledak', yang tentunya mengancam nyawa Cici.

Oleh karena itu, pada tanggal 14 Januari 2025 malam, ayah IzRu meminta kepada IzRu dan Ar Rayyan untuk tidak memberikan makanan kepada Cici selama 1 hari 2 malam ke depan. Tujuannya adalah agar perut Cici bisa kembali normal dan tidak kembung lagi.

Selama periode tersebut, keluarga IzRu hanya memberikan makanan kepada Kaka. Cici hanya diperbolehkan minum air. Meski Cici tidak diperbolehkan makan, Syahirah Ruzana sempat memberikan sisa ayam kepada Cici, meskipun hanya sedikit.
Tulang Cici Membengkok, dan Tidak Bisa Berjalan

Pada tanggal 16 Januari 2025, di pagi harinya, Cici masih terlihat normal dan bisa berjalan dengan baik. Dia mendatangi rumah IzRu, lalu disambut oleh Ar Rayyan dan dibawa masuk ke dalam rumah. Cici duduk di atas kaki Ar Rayyan.

Beberapa waktu kemudian, Cici keluar untuk bermain bersama Kaka. Ar Rayyan juga ikut bermain dengan kedua anak kucing tersebut. Bahkan, Ar Rayyan sempat mengejar Cici yang berlari dengan sangat kencang. Cici juga berguling-guling di atas aspal jalan di sekitar rumah IzRu.

Namun, di siang harinya, kondisi Cici tiba-tiba memburuk. Ar Rayyan melihat Cici tampaknya ingin muntah, tetapi dia tidak jadi muntah. Setelah itu, Cici terlihat lemas dan tubuhnya mulai bergetar. Cici kemudian pergi ke bawah sebuah genteng yang ada di dinding depan rumah IzRu. Kondisi Cici semakin memburuk, dan perasaan Muzaffar Izzat pun menjadi tidak enak. Dia khawatir apakah ini pertanda Cici akan menyusul kakak-kakaknya yang sudah pergi untuk selama-lamanya, atau apakah Cici masih diberi umur panjang?

Saat Syahirah Ruzana pulang dari sekolah, dia segera menghampiri dan melihat kondisi Cici. Dia mengelus Cici dan meletakkannya di atas badannya. Setelah itu, Syahirah Ruzana meletakkan Cici di tanah. Namun, Cici kesulitan untuk berdiri dan hanya bisa berbaring di atas tanah.

Tak lama setelah itu, terlihat Cici berusaha bangun, namun tampaknya sangat sulit baginya untuk berdiri. Dia hanya bisa merangkak dengan posisi badannya yang masih menyentuh tanah. Saat IzRu dan Ar Rayyan mencoba membantu Cici untuk berdiri, Cici malah terjatuh lagi. Syahirah Ruzana tidak berputus asa dan terus berusaha untuk mengembalikan kondisi Cici agar bisa berdiri seperti dulu.

Syahirah Ruzana memperhatikan dengan seksama bahwa tulang Cici terlihat membengkok, yang menyebabkan Cici kesulitan untuk berdiri dan berjalan. Syahirah Ruzana pun mencoba meluruskan tulang Cici yang bengkok dan berusaha agar Cici bisa berdiri dan berjalan seperti biasanya.

Setelah berusaha semaksimal mungkin, akhirnya Cici bisa berdiri dan berjalan lagi, meskipun langkahnya masih oleng dan sempoyongan, seperti bayi kucing yang baru belajar berjalan.
Cici Kehilangan Nafsu Makan Saat Tulangnya Membengkok

Selama Cici mengalami pembengkokan pada tulangnya, dia mulai kehilangan nafsu makan. Hal ini membuat IzRu dan Ar Rayyan sangat khawatir. Mereka tidak ingin Cici pergi selama-lamanya dalam waktu yang dekat.

Meskipun sebelumnya perut Cici sempat membesar, setelah tulangnya membengkok, perutnya langsung menjadi kurus. Ini membuat IzRu dan Ar Rayyan semakin cemas.

Awalnya, keluarga IzRu mengira Cici terlihat lemas dan kehilangan nafsu makan karena demam. Namun, setelah diperiksa, tubuh Cici tidak terasa panas. Saat diperhatikan lebih teliti, ternyata tulangnya membengkok. Bisa jadi, Cici tidak mau makan karena dia merasakan sakit yang sangat hebat akibat tulangnya yang membengkok dan kesulitan untuk berjalan, sehingga dia tidak berpikir untuk makan.

IzRu dan Ar Rayyan sempat berpikir bahwa Cici tidak mau makan karena ngambek. Beberapa hari sebelumnya, saat perut Cici kembung dan membesar, ayah IzRu melarang mereka memberikan makanan kepada Cici. Akhirnya, Cici memang tidak mau makan. Mereka mengira Cici merasa bingung, karena kemarin dia tidak diperbolehkan makan, sementara sekarang dia harus makan lagi.
Cici yang Sudah Mulai Bisa Berjalan dan Nafsu Makannya Berangsur-angsur Kembali

Pada hari Jumat, 17 Januari 2025, Cici tampaknya sudah mulai bisa berjalan. Namun, dia masih terlihat oleng seperti anak kucing yang baru belajar berjalan. Cici juga masih kesulitan untuk memanjat benda tinggi (kecuali tangga di depan rumah IzRu) atau turun dari ketinggian.

Di siang harinya, ketika Cici diberikan ikan mentah, awalnya dia tidak mau memakannya. Namun, tak lama kemudian, Cici mulai mau makan ikan tersebut. Meskipun begitu, ikan mentah yang diberikan tidak habis, dan sisanya diberikan kepada Kaka. Meskipun demikian, keluarga IzRu merasa bersyukur karena Cici sudah mau makan lagi, meskipun hanya sedikit, yang penting perutnya terisi.

Pada malam harinya, Cici diberikan makanan sisa, namun dia tidak mau memakannya. Sepertinya, nafsu makannya kembali hilang. IzRu dan Ar Rayyan mencoba mendekatkan makanan sisa itu ke hidung Cici, tetapi dia tetap enggan memakannya.

Namun, pada keesokan paginya, tanggal 18 Januari 2025, Cici dan Kaka diberikan makanan kucing instan. Kali ini, Cici mulai mau makan lagi, setelah sebelumnya menolak makanan kucing instan. Cici memakan makanan tersebut dengan lahap.

Seiring berjalannya waktu, Cici semakin membaik. Dia sudah bisa berjalan dengan lebih lancar dan semakin lahap dalam makanannya. Pada suatu hari, Cici bahkan diberikan ikan mentah, dan dia makan dengan sangat lahap. Bahkan, ketika diganggu, Cici menjadi agresif. IzRu dan Ar Rayyan sangat bahagia karena Cici mulai sembuh, meskipun dia masih sedikit oleng saat berjalan.
Menjelang Akhir Bulan Januari, Cici Kembali Sakit

Satu setengah minggu berlalu, dan kondisi Cici semakin membaik. Namun, pada sekitar tanggal 29 Januari 2025, Cici mulai terlihat sakit lagi. Tubuhnya kembali mengurus, meskipun perutnya tetap besar. Selama itu, Cici masih kesulitan buang air besar. Dia hanya bisa buang air kecil, dan meskipun sudah berusaha beberapa kali untuk pup, hanya sedikit kotoran yang keluar.

Selama lebih dari satu minggu itu, Syahirah Ruzana terus membantu Cici untuk memulihkan kondisinya, mulai dari meluruskan tulang Cici yang membengkok hingga membersihkan tubuhnya (karena setelah tulangnya membengkok, Cici kesulitan menjilati tubuhnya sendiri), termasuk membersihkan bagian buntutnya.

Selama masa pemulihan tersebut, Cici tidak seaktif biasanya. Dia lebih sering tidur dan diam saja, dan sudah tidak tertarik dengan sebagian jenis makanan apa pun yang dulu dia sukai.

Antara tanggal 28 hingga 30 Januari, kondisi Cici yang semula membaik malah menurun. Dia menjadi lebih sering tidur daripada biasanya, dan pada tanggal 30 Januari 2025, nafsu makannya kembali hilang. Syahirah Ruzana sempat menangis melihat kondisi Cici yang semakin menurun, setelah sebelumnya sempat membaik meski belum sepenuhnya sembuh.

Keesokan paginya, pada tanggal 31 Januari 2025, keluarga IzRu menemukan Cici terbaring di semak-semak di samping rumah. Setelah diamati lebih dekat, ternyata Cici sudah tidak bernapas lagi, dan dipastikan telah meninggal.

Perasaan IzRu dan Ar Rayyan sangat sedih karena sekali lagi mereka harus kehilangan anak kucing yang mereka sayangi, setelah kepergian Kiki dan Mumu satu setengah bulan sebelumnya. Harapan mereka bahwa Cici bisa bertahan lebih lama, terutama setelah nafsu makannya kembali, ternyata tidak terwujud. Kini, ketiga anak kucing alias Trio Anak Cingbuska (Kiki, Mumu, dan Cici) telah pergi untuk selamanya. 😭😭
Trio Anak Cingbuska Telah Tiada
Sekarang, tinggal Kaka, satu-satunya anak kucing yang tersisa di rumah IzRu. Namun, Kaka bukan anak kandung Cingbuska; dia adalah kucing yang tersesat dan tiba-tiba datang ke rumah IzRu. Selain sering mengunjungi rumah IzRu, Kaka juga mengunjungi rumah Om Wahab untuk meminta makanan tambahan dan bermain dengan Oja, si "Kucing Penakut."

Semoga Kaka bisa tumbuh menjadi kucing yang dewasa. Keluarga IzRu jujur saja belum pernah merawat anak kucing hingga dewasa, seperti yang dilakukan Om Wahab merawat Kucing Penakut alias Oja, yang kini mungkin sudah berusia lebih dari 3 tahun, atau seperti tetangga yang merawat kucing oren dari anak kucing hingga dewasa.
INFO TENTANG KUCING OREN:
Kucing oren yang dulu dirawat tetangga IzRu sempat datang ke rumah IzRu saat masih anak-anak, tetapi hanya sebentar, sekitar satu hari.
Apakah Kaka akan tetap setia makan, beristirahat, dan bermain di rumah IzRu (meskipun juga di rumah Om Wahab)? Semoga iya. Dan semoga Kaka bisa hidup panjang umur, selalu sehat, dan pada suatu saat nanti menjadi kucing dewasa yang memiliki anak kucing. Aamiin...
Sekian dulu cerita dari IzRuMin kali ini. Jangan lupa untuk Follow Blog atau download aplikasi IzRu Web sekarang, agar tidak ketinggalan cerita menarik lainnya dari web blog IzRu Family & Friends.
IzRu Family & Friends bersama IzRu Books akan segera merilis e-book cerita fiksi tentang kisah percintaan antara Cingbuska dan Kucing Penakut. Menceritakan kisah perjuangan Kucing Penakut yang berjuang memperebut hati Cingbuska dan menjadikan dirinya sebagai kucing pemberani. Seperti apa ceritanya? Nantikan e-book "Mimpi di Atas Genting" yang akan segera dirilis pada 24 Februari 2025, hanya di Trakteer IzRu Web.
Terimakasih :)
×

Bagikan dengan Kode QR


QR Code

Posting Komentar

Download aplikasi IzRu Web gratis